Tidak Akan Masuk Surga Seorang Istri

Tidak Akan Masuk Surga Seorang Istri

Penulis: Najmah Saiidah

Muslimah News, KELUARGA — Belakangan ini, ramai diberitakan di media sosial tentang fenomena ketakutan menikah pada kalangan Gen Z, terutama kaum perempuannya. Penyebabnya adalah banyak permasalahan yang menimpa keluarga, seperti, perceraian, perselingkuhan, dan sebagainya.

Ini membuktikan bahwa mental generasi muda kita tidak sedang baik-baik saja. Di sisi lain, maraknya perselingkuhan membuktikan bahwa dalam kehidupan pernikahan terjadi kemaksiatan.

Kondisi ini tentu memprihatinkan. Kelompok yang satu takut untuk menikah, sedangkan kelompok lainnya justru mempermainkan pernikahan. Bagaimana sesungguhnya mereka memaknai sebuah pernikahan?

Dalam pandangan Islam, pernikahan merupakan kehidupan persahabatan antara suami dan istri sebagai persahabatan yang sempurna. Suami maupun istri dapat menikmati ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan yang mereka bangun bersama. Tentu saja dengan menjadikan akidah dan syariat Islam sebagai pijakan membangun rumah tangga. Bahkan dengan menikah, setiap muslim akan bisa menyempurnakan separuh agamanya, sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي

“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah kepada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR Al-Baihaqi).

Jika demikian halnya, apa yang harus ditakutkan? Pernikahan adalah hukum syarak yang diperintahkan Allah Taala. Ini artinya, jika dilaksanakan akan mendatangkan pahala. Yang harus dilakukan adalah mempersiapkan pernikahan dengan matang, menguatkan keimanan, membekali diri dengan pemahaman Islam yang benar tentang pernikahan, memilih pasangan sesuai perintah Allah, yaitu memilih karena agamanya, dan tentu saja melayakkan diri untuk mendapatkan pasangan saleh.

Lebih dari itu, jika kita menelusuri nas-nas, akan mendapati bahwa pernikahan merupakan ladang pahala bagi dua insan, baik laki-laki yang nantinya menjadi suami, maupun perempuan yang nantinya setelah menikah akan menjadi istri.

Apakah Suami Istri yang Bercerai akan Bertemu di Surga?

Hubungan orang-orang beriman antara kakek-nenek, ayah-ibu, anak-cucu, suami-istri tidak terjalin selama di dunia saja. Namun, bagaimana dengan suami-istri yang telah terpisah di dunia karena bercerai? Apakah kelak mereka juga akan dipertemukan?

Perkara ini dijelaskan Ibnu Katsir dalam kitabnya, An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim. Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa apabila seorang wanita memiliki banyak suami karena berkali-kali menikah, kelak yang akan menjadi jodohnya di surga adalah suami dengan akhlak terbaik kepada dirinya.

Hal ini bersandar pada percakapan Ummu Salamah dengan Rasulullah SAW. Suatu ketika, Ummu Salamah bertanya kepada beliau,

"Wahai Rasulullah, di antara perempuan kita ada yang menikah dengan dua suami atau tiga atau empat lalu meninggal dunia dan masuk surga dan para suaminya pun masuk surga. Siapakah yang akan menjadi suaminya?"

Rasulullah SAW pun bersabda, "Wahai Ummu Salamah, wanita tersebut diberi pilihan dan ia memilih suami yang paling baik akhlaknya. Ia berkata, 'Wahai Tuhanku, orang ini paling baik akhlaknya terhadapku sewaktu di dunia maka nikahkanlah aku dengannya,' wahai Ummu Salamah! Akhlak yang baik telah membawa kebaikan dunia dan akhirat." (HR Al-Haitsami)

Hadits serupa turut diriwayatkan Ummu Habibah. Dikatakan, bertemu tidaknya suami dan istri yang telah bercerai di surga kelak tergantung dari akhlak mereka selama di dunia.

Pendapat lain terkait hal ini dijelaskan Imam Syamsuddin al-Qurthubi dalam kitab At-Tadzkirah yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal yang menukil sebuah riwayat. Dikisahkan bahwa Mu'awiyah bin Abu Sufyan pernah meminang Ummu Ad-Darda'. Wanita tersebut menolak seraya mengatakan telah mendengar dari Abu ad-Darda bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Wanita dalam surga adalah untuk suaminya yang terakhir." (dishahihkan oleh Al-Albani)

Maka, ia berkata kepadaku, "Kalau kamu ingin menjadi istriku di surga, janganlah bersuami lagi sepeninggalanku."

Jatinetwork.Com – Dikabarkan ada beberapa wanita masuk surga, dan mendapat jaminan dari Rasulullah SAW.

Beberapa cendekia menyebutkan bahwa Surga itu adalah milik Allah SWT. Dia yang berhak untuk menentukan siapa yang masuk Surga atau tidak.

Tidak ada siapapun yang mengetahui siapa yang berhak masuk Surga Kecuali Allah dan Nabi atau Rasul pilihannya.

Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah.” (HR. Hakim 4853 dan dinilai ad-Dzahabi: shahih sesuai syarat Muslim).

Siapakah mereka yang berempat itu?

Dia adalah wanita suci yang memang pandai menjaga kehormatannya. Dia mempunyai maruah yang tinggi sehingga rahimnya dipilih Allah SWT untuk mengandung Nabi Isa Alaihi salam.

Jadi Siti Maryam, ibunya Nabi Isa Alaihi salam, menjadi wanita yang masuk dalam kloter pertama masuk Surga bersama wanita pilihan lainnya.

Dia adalah putri Nabi Muhammad SAW, yang tinggi budi pekertinya. Sangat dikasihi dan setia kepada suaminya Ali Bin Abi Thalib.

Beliau adalah Istri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Setia mendukung Rasulullah walaupun ditentang orang-rang hebat dari kaum Kafir dan Musyrik.

Dia sendiri setia mengantarkan makanan ke Gua Hira, termpat rasul beribadah dan mendapatkan wahyu pertama kali.

Siti Asiyah ini adalah istri Firaun. Keimanannya kepada Allah tidak memudar, bahkan dia tidak mengakui Firaun (suaminya) sebagai Tuhan. padahal pada Tirani, ini Firaun mengaku sebagai Tuhan.

Siti Asiyah, juga membantu perjuangan Nabi Musa Alaihi salam.

Pernikahan dengan Siti Asiyah, merupakan pernikahan terpaksa karena penjajahan. Namun demikian Siti Asiyah merupakan isteri yang paling dicintai Firaun.

Namun, pada suatu hari Firaun menemukan Siti Asiyah sedang menyembah Allah. Sehingga disiksanya hingga meninggal.

Dalam beberapa sumber lain, ada beberapa wanita lain yang berhak menjadi penghuni surga yang pertama setelah ummul mukminin tadi. Dia adalah

Istri Nabi Ibrahim yang patuh kepada suami dan suruhan Allah SWT. Sanggup ditinggalkan oleh Ibrahim atas suruhan Allah SWT demi kebaikan. Berjuang mencari air untuk anaknya, Nabi Ismail.

Wanita mulia yang menjadi Ibu kandung Rasulullah Muhammad SAW. Mendidik bagina menjadi Insan mulia.

Beliau adalah istri Rasulullah Muhammad SAW yang paling romantis. Sanggup berbagi beas makanan dan minuman dengan Rasulullah. Dimana Nabi SAW minum, disitu beliau akan minum menggunakan bekas yang sama.

Beliau adalah contoh istri yang patut dicontohi dan dijanjikan Allah SWT syurga untuknya karena setianya kepada suami, menjaga makan minum, menyediakan tongkat untuk dipukul oleh suaminya sekiranya layanannya tidak memuaskan hati, berhias dengan cantik untuk tatapan suaminya saja.

Kepada Fatimah Rasulullah mengatakan, “Wahai Fatimah, jika engkau ingin mengetahui wanita pertama yang masuk surga selain Ummul Mukminin, ia adalah Ummu Mutiah.”

Wanita dermawan ini adalah isteri Khalifah Harun Al-Rasyid. Dia rela membelanjakan semua hartanya untuk kegunaan orang hanya niat karena Allah SWT. Wallauallam Bissawab.***

Masuk surga dan menikmati segala kebahagiaan di dalamnya adalah impian setiap orang. Namun, tidak semua orang bisa masuk ke dalam surga. Hanya mereka yang beriman, bertakwa, dan yang diridai Allah Swt. yang bisa masuk ke dalam surga.

Allah Azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan” (Q.S. Surat Luqman: 8).

Tak hanya itu, dalam surah yang lain Allah Swt. juga berfirman, “Orang-orang yang takut pada kebesaran Allah Swt. dan menahan diri dari hawa nafsu buruk. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (Q.S. An-Nazi’at: 40-41).

Kenikmatan yang Akan Dirasakan Penghuni Surga

Ada banyak kenikmatan membahagiakan yang akan dirasakan para penghuni surga. Apa sajakah kenikmatannya? Berikut uraiannya!

1. Orang miskin yang saleh akan lebih dulu masuk surga sebelum orang kaya

Dari Abdullah bin Umar r.a. mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya, orang-orang Muhajirin yang fakir mendahului orang-orang kaya pada hari kiamat, yaitu masuk ke surga, sejauh empat puluh musim gugur.” (H.R. Ahmad).

2. Bisa memandang wajah Allah Swt.

“Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Memandang Tuhannya.” (Q.S. Al-Qiyamah: 22-23).

3. Menikmati surga dari air susu, arak, dan madu

“Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni.” (Q.S. Muhammad: 15).

Baca Juga: Mengenal Pohon-Pohon Surga

4. Mendapatkan perhiasan dan pakaian sutra

“Mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal yang berkilauan, sambil duduk berhadap-hadapan.” (Q.S. Ad-Dukhan: 53).

5. Apa yang diinginkan akan segera terkabul

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (Q.S. Az-Zukhruf: 71).

6. Mendapatkan pelayanan surga dalam kerajaan yang indah megah

“Dan mereka dikelilingi oleh para pemuda-pemuda yang tetap muda. Apabila kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, mutiara yang bertaburan. Dan apabila engkau melihat (keadaan) di sana (surga), niscaya engkau akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka berpakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan memakai gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih (dan suci).” (Q.S. Al-Insan: 19-21).

Baca Juga: Amalan Penghuni Surga

7. Selalu awet muda tidak menua

Dari Al-Miqdam r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada satu pun orang nanti, baik yang mati keguguran atau mati ketuaan, hanya sanya di antara itu melainkan akan dibangkitkan sekira berusia 33 tahun. Jika ia penghuni surga, maka ia akan seperti perawakan Nabi Adam a.s., rupa Nabi Yusuf a.s., dan hati Nabi Ayub a.s.. Tetapi jika ia penghuni neraka, maka ia akan membesar dan membengkak seperti bukit.” (H.R. Al-Baihaqi dengan sanad yang baik).

8. Dikelilingi Bidadari

“Orang-orang yang beriman itu mendapat karunia dan nikmat saat di surga, dan di sekeliling mereka ada bidadari-bidadari yang cantik jelita dan bermata jeli. Laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al-Waqiah: 22-24).

9. Merasakan pasar surga setiap hari Jumat

“Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angina dari utara memgenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan.” (H.R. Muslim).

Itulah beberapa kenikmatan yang akan dirasakan oleh para penghuni surga. Mudah-mudahan bisa memotivasi kita untuk terus ikhlas dan tidak lelah di jalan-Nya.

Sahabat, jangan lupa tunaikan infak hariannya sebagai tambahan amal kebaikan. Sahabat bisa berinfak melalui infak.id dari Rumah Zakat sebagai pilihan terpercaya untuk menunaikan infak. Dengan minimal 1.000 rupiah, Sahabat sudah bisa berinfak melalui infak.id. Yuk dicoba!

Perasaan kamu tentang artikel ini ?

Sehebat apapun bayangan Anda tentang surga, realita yang ada di surga pasti akan berbeda dengan apa yang Anda bayangkan. Anda yang saat ini mungkin sempat membayangkan, betapa sedih dan cemburunya Anda, ketika suami diperebutkan oleh bidadari indah nan jelita, yang semuanya menjadi pesaing Anda.

Namun pastikan, bahwa bayangan Anda ini tidak akan sesuai dengan relita di surga. Karena bayangan apapun tentang surga, belum mewakili apa yang sejatinya terjadi di surga.

Hal ini telah ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadis Qudsi, bahwa Allah ta’ala berfirman,

Dikumpulkan di Surga Bersama Keluarga

Surga digambarkan sebagai tempat yang kekal dan sangat indah. Bagi orang-orang yang beriman dan senantiasa berbuat kebajikan, segala kebutuhannya akan terpenuhi di surga.

Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan manusia akan dipertemukan dengan keluarganya di surga dengan pertalian keimanan. Ibnu Katsir menyampaikan riwayat Al-Aufi dari Ibnu Abbas yang menyebut hal ini saat menafsirkan firman Allah SWT dalam surah At-Tur ayat 21. Allah SWT berfirman,

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

Artinya: "Orang-orang yang beriman dan anak cucunya mengikuti mereka dalam keimanan, Kami akan mengumpulkan anak cucunya itu dengan mereka (di dalam surga). Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."

Ayat ini berkaitan dengan hadits Rasulullah SAW berikut, "Barang siapa membuat kebaikan (memelopori) dalam Islam, maka ia akan memperoleh pahala kebaikan yang dia lakukan, dan pahala siapa saja yang melakukan kebaikan itu sesudahnya sampai tibanya hari kiamat tanpa adanya pengulangan pahala mereka sedikit pun." (HR Ahmad, Baihaqi)

Pernikahan Adalah Ladang Pahala dan Surga bagi Seorang Istri

Dalam sebuah hadis diceritakan oleh sahabat Hushain bin Mihshan bahwa bibinya pernah mendatangi Nabi saw. untuk suatu keperluan. Setelah urusannya selesai, Nabi bertanya kepadanya, “Wahai fulanah sudah bersuamikah kamu?” “Sudah,” jawabku. Beliau bersabda lagi,“Bagaimana kewajibanmu terhadap suamimu?” Aku menjawab, “Aku melayaninya dengan sungguh-sungguh kecuali dalam hal yang aku tidak mampu.” Beliau bersabda lagi,“Bagaimana kedudukanmu darinya? Sesungguhnya, suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR Hakim).

Dalam riwayat lain, “Apakah kamu mempunyai suami?” Ia menjawab, “Ya.” Beliau bertanya lagi, “Bagaimanakah sikapmu terhadapnya?” Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengabaikannya, kecuali terhadap sesuatu yang memang aku tidak sanggup.” Beliau bersabda, “Perhatikanlah posisimu terhadapnya. Sesungguhnya yang menentukan surga dan nerakamu terdapat pada (sikapmu terhadap) suamimu.” (HR Ahmad).

Sesungguhnya di dalam hadis ini Rasulullah saw. menegaskan kedudukan suami di hadapan istrinya. Bahwa sesungguhnya, suami adalah ladang pahala bagi istrinya. Artinya, apabila seorang istri berbakti kepada suaminya, maka surga Allah akan selalu menantinya. Sebaliknya, jika seorang istri durhaka kepada suaminya, maka nerakalah ancamannya.

Hadis lain menegaskan juga tentang hal ini, “Sekiranya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, maka akan aku perintahkan seorang istri sujud kepada suaminya. Sekiranya seorang suami memerintahkan istrinya untuk pindah dari gunung Ahmar menuju Gunung Aswad, atau dari Gunung Aswad menuju gunung Ahmar, maka ia wajib untuk melakukannya.” (HR Ibnu Majah).

Amalan yang Bisa Membawa Istri kepada Pahala dan Surga Allah

Sungguh, Islam memang luar biasa. Akad pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki muslim kepada wali seorang perempuan, selain bernilai ibadah, juga bernilai pahala. Bahkan, Allah akan menghadiahkan surga bagi mereka yang menikah. Tentu saja jika keduanya menjalani kehidupan pernikahannya sesuai syariat Islam.

Mari menadaburi nas-nas yang berkaitan dengan hal ini.

Pertama, mencintai pasangan karena Allah akan membawa kepada surga.

Perasaan tulus karena Allah akan membawa seseorang pada kemurnian cinta. Rida Allah lebih berharga dari segalanya, sehingga ia akan tulus mencintai pasangannya karena Allah Taala.

Umat muslim yang berbuat demikian, kelak akan diberikan hadiah oleh Allah Swt. berupa surga. Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda,“Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari Timur atau bintang Barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, “Siapa mereka itu?” “Mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah Azza wa Jalla.” (HR Ahmad).

Makin jelas bahwa saling mencintai karena Allah, baik amal dan akhlaknya, akan membawa kepada cinta yang hakiki.

Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal, apabila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman; apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibandingkan selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya, kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya bagaikan kebenciannya apabila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih).

Kedua, taat kepada suami akan berbuah surga.

Banyak sekali nas yang memerintahkan seorang istri untuk taat kepada suaminya. Tidak hanya itu, Allah juga akan memberikan pahala yang besar, bahkan Rasulullah saw. menjanjikan sesuatu yang paling menggiurkan, yaitu ia bisa masuk surga melewati pintu yang mana saja. Masyaallah.

Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seorang istri melaksanakan salat lima waktu, puasa Ramadan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu yang mana saja.'” (HR Ahmad).

Seorang istri wajib menaati suaminya dalam seluruh perintah dan keinginannya, selama bukan berbuat dosa atau maksiat kepada Allah Swt., karena hak Allah Swt. lebih agung dari hak siapa pun. Oleh karenanya, menaati Allah harus lebih didahulukan dari siapa pun selain-Nya.

Ketiga, selalu mengharapkan rida suami.

Rasulullah saw. bersabda, “… Dan maukah aku tunjukkan kepada kalian perempuan ahli surga? Yaitu setiap istri yang penuh cinta kepada suami, serta penyayang kepada anaknya, yang ketika suaminya marah kepadanya ia berkata, ‘Inilah tanganku berada di tanganmu. Aku tidak bisa tidur memejamkan mata hingga engkau rida kepadaku.'” (HR An-Nasa’i).

Dari Ummu Salamah ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

“Perempuan mana saja yang meninggal dunia, lantas suaminya rida padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Rida suami yang saleh terhadap istrinya akan membawa sang istri kepada surga-Nya. Sebaliknya, ketidakridaan seorang suami terhadap istrinya akan membawa sang istri kepada neraka-Nya.

Al-Munawi rahimahullah berkata, “Suami adalah sebab yang memasukkan istri ke surga karena ridanya kepada istrinya dan sebab yang memasukkan istri ke neraka karena kemarahannya. Oleh karenanya, perbaguslah mempergaulinya dan janganlah menyelisihi perintahnya yang bukan maksiat kepada Allah.” [Faidhul Qodir, 3/78]

Keempat, melayani suami sepenuh hati.

Dalam sebuah hadis diterangkan bahwa perempuan baik yang disebut Rasulullah saw. adalah ia yang memberikan pelayanan kepada suaminya sebaik mungkin. Perempuan tersebut akan menjadi contoh teladan umat yang salihah dan sosok terbaik di mata Allah Swt., Rasul-Nya dan suaminya.

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Perempuan terbaik yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika diperintah, tidak menyelisihi pada diri dan hartanya, melayani suami sebaik mungkin, dan menjauhkan suami dari benci.” (HR Ahmad).

“Seorang suami yang pulang ke rumah dalam keadaan gelisah dan tidak tenteram, kemudian sang istri menghiburnya, maka ia akan mendapatkan setengah dari pahala jihad.” (HR Muslim).

Kelima, perempuan yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, pahalanya setara dengan laki-laki berjihad.

Seorang istri yang melakukan pekerjaan rumah tangga dengan penuh keikhlasan adalah muslimah istimewa. Ini karena semua pekerjaan rumah tangga yang dikerjakannya, pahalanya setara dengan upaya para mujahidin di jalan Allah Taala.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis, Anas bin Malik ra. mengatakan bahwa beberapa perempuan pernah mendatangi Rasulullah saw.. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, para lelaki mempunyai keistimewaan dapat pergi berjihad di jalan Allah, sedangkan kami tidak punya pekerjaan yang pahalanya setara dengan para mujahidin di jalan Allah.” Setelah mendengar penuturan para perempuan itu, maka Rasulullah saw. bersabda, “Pekerjaan rumah tangga seorang di antaramu, pahalanya setara dengan jihadnya para mujahidin di jalan Allah.”

Keenam, berhias untuk suami.

Seorang istri salihah yang mencintai suaminya akan berusaha merawat dirinya untuk menyejukkan pandangan mata suami sehingga suami tidak memandang perempuan lain yang bukan haknya.

Ia berhias ketika di rumah dan pada saat berada di samping suaminya. Ia memakai parfum yang menghangatkan penciuman suaminya, tetapi ia tidak memakainya ketika keluar rumah. Seorang istri yang berhias untuk suaminya bernilai ibadah. Seorang istri bisa berhias untuk suaminya kapan saja, sejauh tidak menyebabkan kewajibannya terlalaikan.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah disebutkan, “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah saw., “Siapakah yang paling baik?” Jawaban beliau, “Yaitu, yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami saat diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR An-Nasa’i).

Ketujuh, menunjukkan cinta kepada suami saat di dekatnya.

Seorang istri hendaknya senantiasa menunjukkan rasa cintanya kepada suami, apalagi saat suami di dekatnya. Sebab, salah satu tujuan berumah tangga adalah untuk membentuk keluarga yang saling mencintai.

Rasulullah saw. bersabda, “… Dan maukah aku tunjukkan kepada kalian perempuan ahli surga? Yaitu, setiap istri yang penuh cinta kepada suaminya, serta penyayang kepada anaknya, yang ketika suaminya marah kepadanya, ia berkata, ‘Inilah tanganku berada di tanganmu. Aku tidak bisa tidur memejamkan mata hingga engkau rida kepadaku.'” (HR An-Nasa’i).

Kedelapan, gembira dan tersenyum di hadapan suami.

Selalu tersenyum dan menampakkan wajah berseri-seri di hadapan orang lain akan memberikan ketenteraman bagi orang yang melihatnya. Demikian halnya, selalu tersenyum dan berseri-seri terhadap orang-orang terdekat, seperti keluarga, kerabat, bahkan suami, tentu lebih dianjurkan.

Rasulullah saw. pernah berpesan kepada putrinya, Fatimah ra. agar senantiasa tersenyum dan menjaga raut muka berseri-seri di hadapan suami. Pasalnya, senyum seorang istri terhadap suaminya memiliki ganjaran besar dari AllahTaala.

Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Fatimah, tiada seorang istri yang tersenyum di hadapan suaminya, kecuali Allah akan memandangnya dengan pandangan kasih (rahmat).”

Masih banyak lagi amalan yang bisa membawa seorang perempuan yang telah menikah menuju pahala dan surga Allah Taala. Jika semua ini dilakukan, dengan izin Allah, kehidupan rumah akan selalu harmonis dan penuh kasih sayang.

Dengan memahami ini semua, sesungguhnya seorang perempuan tidak perlu takut menikah. Yang harus ia lakukan adalah terus memahami Islam dan melayakkan diri agar mendapat pasangan saleh yang diridai Allah Taala. Amin. Wallahualam bissawab. [MNews/YG]

Suami yang sangat berbakti kepada orang tuanya, akan tetapi tidak memuliakan istrinya. Akankah suami seperti itu bisa masuk surga?Simak jawabannya Buya YahyaKlik Link: https://www.youtube.com/watch?v=hxbGEswiOIM

Mari Bergabung di Sosial Media Resmi Buya Yahya :Facebook: https://www.facebook.com/buyayahyaofficialSpotify: Instagram : https://www.instagram.com/buyayahya_albahjah/Twitter : https://twitter.com/Buya_AlbahjahTelegram : https://t.me/buyayahyaofficialYoutube Buya Yahya: https://www.youtube.com/user/majelisalbahjahSebar seluas-luasnya.

Surga adalah tempat akhir bagi orang-orang pilihan Allah SWT. Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa kelak manusia akan dikumpulkan kembali bersama keluarganya di surga. Namun, apakah suami istri yang bercerai akan bertemu di surga?

Surga sebagai balasan ketaatan semasa di dunia dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Bayyinah ayat 8. Allah SWT berfirman,

جَزَاۤؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗرَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Balasan mereka di sisi Tuhannya adalah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya."

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Tidak ada jiwa yang mengetahui surga yang Aku rahasiakan untuk mereka, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka lakukan.” (HR. Bukhari 3244, Muslim 2824, Turmudzi 3197, dan yang lainnya).

Untuk itu, Anda tidak perlu khawatir bawaan perasaan semacam ini hanya ada di dunia. Akan pupus setelah kita meninggalkan negeri fana ini. Bayangan kesedihan, cemburu, permusuhan, yang muncul di jiwa manusia, tidak akan berulang ketika mereka masuk surga.

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang sholeh, surga yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah ada telinga yang mendengarkannya, dan belum pernah terbesit dalam hati manusia.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah di surah As-Sajdah ayat 17,

Anda mungkin ingin melihat